Senin, 22 Desember 2014

Kajian Ilmu Semiotika



Semiotika merupakan  istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau sign dalam bahasa Inggris itu adalah ‘ilmu yang mempelajari sistem tanda ‘ seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (littlejhon:1996). Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.
Semiotika Modern mempunyai dua orang bapak, yang pertama Charles Sanders Pierce (1857-1913), yang kedua adalah Ferdinand de Saussure (1857-1913). Mereka tidaklah saling mengenal. Kenyataan bahwa mereka tidak saling mengenal menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan yang penting, terutama dalam penerapan konsep-konsep, antara hasil karya para ahli semiotika yang berkiblat pada Pierce di satu pihak dan hasil karya para pengikut Saussure di pihak yang lain. Ketidak samaan itu mungkin terutama disebabkan oleh perbedaan yang mendasar. Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika, sedangkan Saussure adalah cikal bakal linguistik umum.
Pierce mengusulkan kata semiotika sebagai sinonim kata logika. Menurut Pierce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Pierce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan member makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda, diantaranya tanda-tanda linguistic merupakan kategori yang penting akan tetapi bukan satu-satunya kategori. Dengan mengembangkan teori semiotika, Pierce memusatkan perhatian padafungsinya tanda pada umumnya.
Menurut Eco, definisi-definisi yang diberikan oleh Pierce lebih luas dan secara semiotic lebih berhasil. Sebagaimana dikutip oleh Eco, semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan, pengaruh, atau kerjasama tiga subjek, yaitu tanda, objek dan interpretan. Yang dimaksud dengan subjek pada semiotika Pierce bukan subjek manusia, tetapi tiga entitas semiotika yang sifatnya abstrak. Menurut Pierce, tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda dapat berarti sesuatu bagi seseorang jika hubungan yang berarti ini diperantarai oleh interpretan.
Peirce menjelaskan tiga unsure dalam tanda, yaitu representamen, objek, dan interpretan. Ketiga unsure tersebut saling berhubungan, hubungan pengiriman tanda dan penerimaan tanda yang disebut proses semiosis (Zaimar, 2008:4). Charles Sanders Peirce membuat trikotomi tanda. Ketiga trikotomi di atas dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut.

Tabel 1 Bagan Trikotomi Pierce (hubungan tanda dengan objeknya) yang
dijelaskan Sobur (2009:34) dan Danesi (2012:34)

Tanda
Ikon
Indeks
Simbol
Hubungan
tanda dengan
sumber acuannya
Tanda dirancang
untuk
mempresentasikan
sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dsb)
Tanda dirancang
Untuk mengindikasikan
sumber acuan atau
saling menghubungkan sumber acuan
Tanda dirancang
untuk
menyandikan
sumber acuan
melalui kesepatan atau persetujuan

Dalam Short, (2007:215). Ikon adalah sebuah tanda yang mengacu pada Obyek itu menunjukkan hanya berdasarkan karakter sendiri yang dimilikinya, sama saja, apakah ada seperti obyek ada atau tidak. Peirce mendefinisikan indeks adalah Sebuah tanda yang mengacu pada objeknya tidak begitu banyak karena kesamaan apapun atau oleh asosiasi, seperti karena dalam dinamis (termasuk ruang) koneksi baik dengan objek individu, di satu sisi, dan dengan indra atau memori dari orang untuk siapa itu berfungsi sebagai tanda, di sisi lain. Simbol adalah tanda yang hubungan petanda dan petanda tidak bersifat alamiah. Hubungan yang terjadi adalah semau-maunya, hubungan terjadi berdasarkan perjanjian  (konvensi) dalam masyarakat. Sebuah sistem tanda yang utama yang menggunakan lambang adalah bahasa. Arti simbol ditentukan oleh perjanjian dalam masyarakat (Pradopo, 2007:121-122).
Ketika kita menerapkan pemilahan tanda (ikon, indeks, simbol) dalam karya sastra akan banyak kita jumpai indeks dan simbolnya, karena karya sastra sangat erat dengan kreatifitas bahasa, yang merupakan dari pengembangan dari simbol-simbol yang telah ada, atau bahkan memberikan peluang pada setiap ikon-ikon yang telah ada untuk menjadi bermakna luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar