Semiotika
merupakan istilah yang berasal dari kata
Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau sign dalam bahasa Inggris itu adalah
‘ilmu yang mempelajari sistem tanda ‘ seperti: bahasa, kode, sinyal, dan
sebagainya. Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (littlejhon:1996).
Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan
sesamanya.Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.
Semiotika
Modern mempunyai dua orang bapak, yang pertama Charles Sanders Pierce
(1857-1913), yang kedua adalah Ferdinand de Saussure (1857-1913). Mereka
tidaklah saling mengenal. Kenyataan bahwa mereka tidak saling mengenal
menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan yang penting, terutama dalam penerapan
konsep-konsep, antara hasil karya para ahli semiotika yang berkiblat pada
Pierce di satu pihak dan hasil karya para pengikut Saussure di pihak yang lain.
Ketidak samaan itu mungkin terutama disebabkan oleh perbedaan yang mendasar.
Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika, sedangkan Saussure adalah cikal
bakal linguistik umum.
Pierce
mengusulkan kata semiotika sebagai
sinonim kata logika. Menurut Pierce,
logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut
hipotesis teori Pierce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda.
Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan
member makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai
kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda, diantaranya tanda-tanda
linguistic merupakan kategori yang penting akan tetapi bukan satu-satunya
kategori. Dengan mengembangkan teori semiotika, Pierce memusatkan perhatian
padafungsinya tanda pada umumnya.
Menurut
Eco, definisi-definisi yang diberikan oleh Pierce lebih luas dan secara
semiotic lebih berhasil. Sebagaimana dikutip oleh Eco, semiotika bagi Pierce
adalah suatu tindakan, pengaruh, atau kerjasama tiga subjek, yaitu tanda, objek
dan interpretan. Yang dimaksud dengan subjek pada semiotika Pierce bukan subjek
manusia, tetapi tiga entitas semiotika yang sifatnya abstrak. Menurut Pierce,
tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu
yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda dapat berarti sesuatu bagi
seseorang jika hubungan yang berarti ini diperantarai oleh interpretan.
Peirce
menjelaskan tiga unsure dalam tanda, yaitu representamen, objek, dan
interpretan. Ketiga unsure tersebut saling berhubungan, hubungan pengiriman
tanda dan penerimaan tanda yang disebut proses semiosis (Zaimar, 2008:4).
Charles Sanders Peirce membuat trikotomi tanda. Ketiga trikotomi di atas dapat
digambarkan
dalam bagan
sebagai berikut.
Tabel 1 Bagan
Trikotomi Pierce (hubungan tanda dengan objeknya) yang
dijelaskan Sobur (2009:34) dan
Danesi (2012:34)
Tanda
|
Ikon
|
Indeks
|
Simbol
|
Hubungan
tanda dengan
sumber
acuannya
|
Tanda
dirancang
untuk
mempresentasikan
sumber acuan
melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat,
didengar, dsb)
|
Tanda
dirancang
Untuk
mengindikasikan
sumber acuan
atau
saling
menghubungkan sumber acuan
|
Tanda
dirancang
untuk
menyandikan
sumber acuan
melalui
kesepatan atau persetujuan
|
Dalam Short, (2007:215). Ikon adalah sebuah tanda yang
mengacu pada Obyek itu menunjukkan hanya berdasarkan karakter sendiri yang
dimilikinya, sama saja, apakah ada seperti obyek ada atau tidak. Peirce
mendefinisikan indeks adalah Sebuah tanda yang mengacu pada objeknya tidak
begitu banyak karena kesamaan apapun atau oleh asosiasi, seperti karena dalam
dinamis (termasuk ruang) koneksi baik dengan objek individu, di satu sisi, dan
dengan indra atau memori dari orang untuk siapa itu berfungsi sebagai tanda, di
sisi lain. Simbol adalah tanda yang hubungan petanda dan petanda tidak bersifat
alamiah. Hubungan yang terjadi adalah semau-maunya, hubungan terjadi
berdasarkan perjanjian (konvensi) dalam masyarakat. Sebuah sistem tanda
yang utama yang menggunakan lambang adalah bahasa. Arti simbol ditentukan oleh
perjanjian dalam masyarakat (Pradopo, 2007:121-122).
Ketika kita menerapkan pemilahan tanda (ikon, indeks,
simbol) dalam karya sastra akan banyak kita jumpai indeks dan simbolnya, karena
karya sastra sangat erat dengan kreatifitas bahasa, yang merupakan dari
pengembangan dari simbol-simbol yang telah ada, atau bahkan memberikan peluang
pada setiap ikon-ikon yang telah ada untuk menjadi bermakna luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar