Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi,
narasi merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu. Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi
adalah novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif. Karangan jenis ini
bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan
bagaimana suatu peristiwa terjadi. Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh
berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi
yang sama sekali jauh dari realita kehidupan.
Pada cerpen terdapat dua unsur,
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang
membangun sebuah karya sastra di dalamnya sedangkan unsur ekstrinsik ialah
unsur yang mendukung sebuah karya sastra namun terdapat diluar karya sastra.
1.
Unsur Intrinsik pada cerpen meliputi,
a.
Tema
Tema adalah salah satu unsur pembangun cerpen, yaitu
gagasan utama yang terkandung dalam suatu karya sastra dan yang mendasari
terciptanya karya sastra tersebut. Tema seperti akar bagi pohon, dari situlah
sebuah cerita berkembang.
b.
Alur
Alur
menurut Suminto A. Sayuti (2000:31) diartikan sebagai peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu dan berdasarkan
hubungan-hubungan konsolitas itu memiliki struktur. Strukturnya itu terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
Tahapan
alur:
a). Tahapan
permulaan
b).
Tahapan pertentangan
c). Tahapan penanjakan konflik
d). Tahapan puncak (klimaks)
f).
Tahapan akhir
c.
Latar
Latar adalah tempat, waktu atau keadaan alam
atau cuaca terjadinya suatu peristiwa.
Wiyanto (2005:82) membedakan latar sebagai berikut:
1. Latar tempat, yaitu tempat peristiwa dalam cerita itu terjadi.
2. Latar waktu, yaitu kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi.
3. Latar suasana, yaitu suasana yang mendukung peristiwa dalam
cerita
tersebut. Suasana ini dapat berbentuk suasana bathin,
seperti
perasaan bahagia atau sedih, juga dapat berupa suasana
lahir,
seperti sepi atau hiruk pikuk.
d.
Tokoh
Tokoh cerita
(character) menurut Abrams 1994:165
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu
seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
e.
Penokohan
Pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita,
menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 1994:165). Penokohan dan karakterisasi
menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam
sebuah cerita.
f.
Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulisnya.
Sudut pandang dibedakan menjadi 2
pola utama :
1. Pola orang pertama
Kedudukan pengarang dapat dikategorikan menjadi 3 macam :
a.
Pengarang sebagai tokoh utama
b.
Pengarang sebagai pengamat
tidak langsung
c.
Pengarang sebagai pengamat
langsung
2. Pola Orang ketiga
Secara eksplisit memakai kata ganti dia, ia atau nama orang. Dalam pola ini pengarang dapat diibaratkan sebagai dalang, orang yang
bercerita tetapi tanpa harus terlibat dengan peristiwa yang dialami tokoh-tokoh yang diceritakannya. Pola ini dibedakan menjadi 2 tipe:
a.
Sudut pandang serba tahu
b.
Sudut pandang terarah
g.
Amanat
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan
pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan
penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup
2.
Unsur Ekstrinsik yang ada
dalam cerpen meliputi,
a.
Latar Belakang Penciptaan adalah
kapan karya sastra tersebut diciptakan.
b. Kondisi
masyarakat pada saat karya sastra diciptakan
adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan.
adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar