Gender
menurut Okley (Fakih 1996) Sex Gender
dan Society berarti perbedaan yang
bukan biologis dan bukan kodrat tuhan. Kata gender dalam bahasa Indonesia
dipinjam dari bahasa inggis. Kalau dilihat dalam kamus, tidak secara jelas
dibedakan pengertian kata sex dan
gender. Untuk memahami konsep gender terlebih dahulu kita harus membedakan kata
gender dengan kata sex (jenis
kelamin). Menurut Fakih (1996) pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan
atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang
melekat pada jenis kelamin tertentu.
Perubahan
cirri dan sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat yang lainnya. Table berikut penjelasan tentang variasi makna gender:
Laki-laki
|
Perempuan
|
Keterangan
|
Tegas
|
Lemah lembut
|
Gender
|
Memiliki jakala
|
Memiliki alat menyusui
|
Seks
|
Memiliki penis
|
Memiliki vagina
|
Seks
|
Rasional
|
Emosional
|
Gender
|
Pengambil keputusan
|
Konco
wingking
|
Gender
|
Memiliki sel sperma
|
Memiliki sel telur
|
Seks
|
Kepala keluarga
|
Ibu rumah tangga
|
Gender
|
Pencari nafkah utama
|
Pencari nafkah tambahan
|
Gender
|
Berwawasan jauh
kedepan
|
Tidak berwawan jauh
kedepan
|
Gender
|
Tabel
1.1 Variasi Makna Gender Dan Seks
Sumber:
Febriasih, 2008
Perbedaan
Gender
Sejarah
perbedaan gender (gender differences)
antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat
panjang (Fakih 1996). Melalui proses panjang, sosialisasi gender akhirnya
dianggap menjadi ketentuan Tuhan, seolah-olah bersifat biologis yang tidak
dapat diubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap sebagai kodrat
laki-laki dan perempuan. Berikut akan dijelaskan perbedaan seks dan gender:
No
|
Seks
|
Gender
|
1
|
Biologis
|
Kultural
|
2
|
Pemberian
Tuhan/kodrat
|
Dikonstruksi/diajarkan/non
kodrati
|
3
|
Tidak
dapat diubah
|
Dapat
diubah
|
4
|
Peran
seks membuahi
Perempuan:
reproduksi
|
Peran
gender
Laki-laki:
semua sector public
Perempuan:
sector domestic
(contoh:
memasak, mencuci, menyapu, dll)
|
Table
1.2 Perbedaan seks dan gender
Sumber:
Febriasih, 2008
Perbedaan
gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, bagi kaum laki-laki dan
terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan
struktur dimana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem
tersebut (Fakih 1996). Selanjutnya, untuk memahami bagaimana perbedaan gender
menyebabkan ketidakadilan gender dapat dilihat melalui berbagai manifestasi
ketidakadilan yang ada. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai
bentuk ketidakadilan (Fakih 1996: 13-21), yakni:
a.
Gender dalam marginalisasi perempuan
Marginalisasi
perempuan adalah pemiskinan terhadap kaum perempuan. Marginalisasi disebut juga
pemiskinan ekonomi. Marginalisasi yang disebabkan perbedaan gender adalah
adanya program di bidang pertanian. Misalnya: revolusi hijau yang memfokuskan
pada petani laki-laki mengakibatkan banyak perempuan tergeser dan menjadi
miskin. Contoh lain, adanya pekerjaan khusus perempuan seperti guru
kanak-kanak, pekerja pabrik yang berdampak pada penggajian yang lebih rendah.
b.
Gender dan subordinasi pekerjaan
perempuan
Subordinasi
adalah anggapan bahwa perempuan tidak penting terlibat dalam keputusan politik.
Perempuan tersubordinasi oleh faktor-faktor yang di kontruksi secara sosial.
Dampaknya, diskriminasi kerja bagi perempuan. Anggapan sementara perempuan itu
irasional atau emosional membuat perempuan tidak bisa tampil memimpin dan
ditempatkan pada posisi yang tidak penting. Perempuan mengalami diskriminasi
pada hal prosentase jumlah tenaga kerja perempuan, penggajian, fasilitas dan
hak-hak perempuan atas kodratnya.
c.
Gender dan stereotip atas pekerjaan
perempuan
Streotip
adalah pelabelan terhadap suatu kelompok atau jenis pekerjaan tertentu. Dengan
pelabelan tersebut muncul banyak stereotipi yang dikontruksi oleh masyarakat
sebagai hasil hubungan sosial tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Oleh
karena itu perempuan identik dengan pekerjaan-pekerjaan dirumah, maka peluang
perempuan untuk bekerja di luar rumah menjadi terbatas, bahkan perempuan yang
berpendidikan tidak pernah menerapkan pendidikannya untuk mengaktualisasikan
diri.
d.
Gender dan kekerasan terhadap perempuan
Kekerasan
adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis
seseorang. Kekerasan yang bersumber anggapan gender disebut sebagai gender related violence, yang pada
dasarnya disebabkan kekuasaan. Perempuan lebih rentan mengalami kekerasan
karena posisinya yang timpang dihadapan masyarakat baik secara ekonomi, sosial
maupun politik. Kekerasan pada perempuan sering terjadi karena budaya dominasi
laki-laki terhadap perempuan. Kekerasan dilakukan oleh laki-laki untuk
memenangkan perbedaan pendapat, untuk menyatakan rasa tidak puas, dan
menunjukan laki-laki lebih berkuasa atas perempuan (Patriarkhi).
e.
Gender dan beban kerja lebih berat
Berkembangnya
wawasan kemitrasejajaran berdasarkan pendekatan gender dalam berbagai aspek
kehidupan, maka peran perempuan mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Anggapan bahwa perempuan bersifat memelihara, rajin dan tidak akan menjadi
kepala rumah tangga, membuat seluruh pekerjaan domestic menjadi beban
perempuan. Oleh karena itu perempuan menerima beban ganda, jika iapun harus
membantu mencari nafkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar