Senin, 22 Desember 2014

Teori Gender



Gender menurut Okley (Fakih 1996) Sex Gender dan Society berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat tuhan. Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa inggis. Kalau dilihat dalam kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender terlebih dahulu kita harus membedakan kata gender dengan kata sex (jenis kelamin). Menurut Fakih (1996) pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.
Perubahan cirri dan sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lainnya. Table berikut penjelasan tentang variasi makna gender:
Laki-laki
Perempuan
Keterangan
Tegas
Lemah lembut
Gender
Memiliki jakala
Memiliki alat menyusui
Seks
Memiliki penis
Memiliki vagina
Seks
Rasional
Emosional
Gender
Pengambil keputusan
Konco wingking
Gender
Memiliki sel sperma
Memiliki sel telur
Seks
Kepala keluarga
Ibu rumah tangga
Gender
Pencari nafkah utama
Pencari nafkah tambahan
Gender
Berwawasan jauh kedepan
Tidak berwawan jauh kedepan
Gender
Tabel 1.1 Variasi Makna Gender Dan Seks
Sumber: Febriasih, 2008
Perbedaan Gender
Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang (Fakih 1996). Melalui proses panjang, sosialisasi gender akhirnya dianggap menjadi ketentuan Tuhan, seolah-olah bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap sebagai kodrat laki-laki dan perempuan. Berikut akan dijelaskan perbedaan seks dan gender:
No
Seks
Gender
1
Biologis
Kultural
2
Pemberian Tuhan/kodrat
Dikonstruksi/diajarkan/non kodrati
3
Tidak dapat diubah
Dapat diubah
4
Peran seks membuahi
Perempuan: reproduksi
Peran gender
Laki-laki: semua sector public
Perempuan: sector domestic
(contoh: memasak, mencuci, menyapu, dll)
Table 1.2 Perbedaan seks dan gender
Sumber: Febriasih, 2008
Perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, bagi kaum laki-laki dan terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut (Fakih 1996). Selanjutnya, untuk memahami bagaimana perbedaan gender menyebabkan ketidakadilan gender dapat dilihat melalui berbagai manifestasi ketidakadilan yang ada. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan (Fakih 1996: 13-21), yakni:
a.       Gender dalam marginalisasi perempuan
Marginalisasi perempuan adalah pemiskinan terhadap kaum perempuan. Marginalisasi disebut juga pemiskinan ekonomi. Marginalisasi yang disebabkan perbedaan gender adalah adanya program di bidang pertanian. Misalnya: revolusi hijau yang memfokuskan pada petani laki-laki mengakibatkan banyak perempuan tergeser dan menjadi miskin. Contoh lain, adanya pekerjaan khusus perempuan seperti guru kanak-kanak, pekerja pabrik yang berdampak pada penggajian yang lebih rendah.
b.      Gender dan subordinasi pekerjaan perempuan
Subordinasi adalah anggapan bahwa perempuan tidak penting terlibat dalam keputusan politik. Perempuan tersubordinasi oleh faktor-faktor yang di kontruksi secara sosial. Dampaknya, diskriminasi kerja bagi perempuan. Anggapan sementara perempuan itu irasional atau emosional membuat perempuan tidak bisa tampil memimpin dan ditempatkan pada posisi yang tidak penting. Perempuan mengalami diskriminasi pada hal prosentase jumlah tenaga kerja perempuan, penggajian, fasilitas dan hak-hak perempuan atas kodratnya.
c.       Gender dan stereotip atas pekerjaan perempuan
Streotip adalah pelabelan terhadap suatu kelompok atau jenis pekerjaan tertentu. Dengan pelabelan tersebut muncul banyak stereotipi yang dikontruksi oleh masyarakat sebagai hasil hubungan sosial tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu perempuan identik dengan pekerjaan-pekerjaan dirumah, maka peluang perempuan untuk bekerja di luar rumah menjadi terbatas, bahkan perempuan yang berpendidikan tidak pernah menerapkan pendidikannya untuk mengaktualisasikan diri.
d.      Gender dan kekerasan terhadap perempuan
Kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan yang bersumber anggapan gender disebut sebagai gender related violence, yang pada dasarnya disebabkan kekuasaan. Perempuan lebih rentan mengalami kekerasan karena posisinya yang timpang dihadapan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Kekerasan pada perempuan sering terjadi karena budaya dominasi laki-laki terhadap perempuan. Kekerasan dilakukan oleh laki-laki untuk memenangkan perbedaan pendapat, untuk menyatakan rasa tidak puas, dan menunjukan laki-laki lebih berkuasa atas perempuan (Patriarkhi).
e.       Gender dan beban kerja lebih berat
Berkembangnya wawasan kemitrasejajaran berdasarkan pendekatan gender dalam berbagai aspek kehidupan, maka peran perempuan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Anggapan bahwa perempuan bersifat memelihara, rajin dan tidak akan menjadi kepala rumah tangga, membuat seluruh pekerjaan domestic menjadi beban perempuan. Oleh karena itu perempuan menerima beban ganda, jika iapun harus membantu mencari nafkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar